Kebhinnekaan Bangsa Indonesia
PKN - Indonesia merupakan Negara yang memiliki keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat, dan lain-lain. Oleh karena itu, Indonesia menganut semboyan bhinneka tunggal ika sebagai lambang pemersatu. Semboyan bhinneka tunggal ika menjadi identitas bangsa yang harus diwujudkan demi terciptanya persatuan dan kesatuan.
1. Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka tunggal ika terdapat dalam kitab sutasoma karangan mpu tantular pada abad xiv di masa kerajaan majapahit. Dalam kitab tersebut, mpu tantular menulis “rwaneka dhatu winuwus Buddha wiswa, bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, mangka ng jinatwa kalawan siwatatwa tunggal, bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (bahwa agama Buddha dan siwa (hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran jina (buddha) dan siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua).
Ungkapan bahasa jawa kuno di atas secara harfiah mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam satu itu. Doktrin ini awalnya dimaksudkan agar antara agama Buddha (jina) dan agama hindu (siwa) dapat hidup berdampingan dengan damai dan harmonis, sebab hakikat kebenaran yang terkandung dalam ajaran keduanya adalah tunggal ‘satu’.
Hal kepercayaan dan keaneragamaan agama yang ada di kalangan masyarakat majapahit. Namun, sebagai semboyan Negara kesatuan republic Indonesia, konsep bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Negara memiliki cakupan lebih luas, seperti perbedaan suku, bangsa, budaya (adat-istiadat), beda pulau, dan tentunya agama dan kepercayaan yang menuju persatuan dan kesatuan Negara.
Semboyan bhinneka tunggal ika melekat pada lambing Negara (garuda pancasila) tepatnya di kaki burung garuda pancasila yang mencengkram sebuah pita. Pada pita tersebut tertulis semboyan bhinneka tunggal ika. Berbicara mengenai lambang Negara kesatuan republic Indonesia, lambang garuda pancasila dengan semboyan bhinneka tunggal ika ditetapkan secara resmi menjadi bagian dari Negara Indonesia melalui peraturan pemerintahan nomor 66 tahun 1951 pada 17 oktober 1951 dan dundangkan pada 28 oktober 1951 sebagai lambang Negara. Usaha pada masa majapahit maupun pada masa pemerintahan Indonesia berlandaskan pada pandangan yang sama, yaitu pandangan mengenai semangat rasa persatuan, kesatuan, dan kebersamaan sebagai modal dasar untuk menegakkan Negara.
2. Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Indentitas Bangsa Indonesia
Indonesia merupakan Negara dengan masyarakat yang majemuk. Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari adanya berbagai macam suku bangsa seperti suku bangsa jawa, suku bangsa sunda, suku bangsa batak, suku bangsa minangkabau, suku bangsa dayak, dan lain sebagainya. Suku-suku bangsa ini biasa dinamakan bangsa, seperti bangsa melayu, bangsa jawa, bangsa bugis dan sebagainya. Masing-masing suku bangsa memiliki wilayah kediaman sendiri, daerah tempat kediaman nenek moyang suku bangsa yang bersangkutan yang pada umumnya dinyatakan melalui mitos yang meriwayatkan asal-usul suku b angsa yang bersangkutan. Anggota masing-masing suku bangsa cenderung memiliki identitas tersendiri sebagai anggota suku bangsa yang bersangkutan, sehingga dalam keadaan tertentu mereka mewujudkan rasa setiakawan, solidaritas dengan sesame suku bangsa asal.
Setiap warga masyarakat akan memiliki kesetiaan ganda (multi loyalities) sesuai dengan porsinya. Walaupun mereka tetap memiliki keterikatan terhadap identitas kelompok, namun mereka di bawah suatu pemerintahan yang berkeabsahan. Bangsa Indonesia menyadari pentingnya menghormati perbedaan yang ada. Bangsa Indonesia sejak dahulu telah dipersatukan dalam semboyan ‘bhinneka tunggal ika’ yang artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu.
Bhinneka tunggal ika tercantum dalam uud Negara republic Indonesia tahun 1945 pasal 36a yang berbunyi, ‘lambang Negara ialah garuda pancasila dengan semboyan bhinneka tunggal ika.’ Secara mendalam bhinneka tunggal ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Indonesia dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa, dan lain-lain yang sama.
Dengan semboyan bhinneka tunggal ika tersebut diharapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan intergrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan bhinneka tunggal ika tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di ata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme.
3. Pentingnya Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Dalam buku sutasoma lebih lengkapnya tertulis bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa yang berate ‘walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu jua adanya karena tidak ada agama yang tujuannya berbeda’. Kondisi bhinneka tunggal ika dalam masyarakat majapahit seperti digambarkan oleh empu tantular menunjukkan betapa kerukunan hidup umat beragama di Indonesia sudah berkembang sejak dahulu.
Bhinneka tunggal ika seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah nomor 66 tahun 1951 dan dipertegas dalam UU No. 24 tahun 2009 mengandung makna sebagai berikut.
a. Mendorong makin kukuhnya persatuan Indonesia
b. Mendorog timbulnya kesadaran tentang pentingnya pergaulan demi kukuhnya persatuan dan kesatuan.
c. Tidak saling menghina, mencemooh, atau saling menjelekkan di antara sesame bangsa Indonesia.
d. Saling menghormati dan saling mencintai antarsesama
e. Meningkatkan identitas dan kebanggan sebagai bangsa Indonesia.
f. Meningkatkan nilai kegotongroyongan dan solidaritas.
Jaminan kehidupan masyarakat bhinneka tunggal ika tercantum dalam undang-undang dasar Negara republik Indonesia tahun 1945 , sebagai berikut.
a. Pembukaan UUD Negara republik Indonesia tahun 1945 alinea kedua ‘… mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur’.
b. Pasal-pasal UUD Negara republik Indonesia tahun 1945 meliputi ;
1) Pasal 1 ayat (1) berbunyi, ‘’negara Indonesia ialah Negara kesatuan, yang berbentuk republik’.
2) Pasal 32 berbunyi sebagai berikut
Ayat (1) ; Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Ayat (2) ; Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
3) Pasal 35 berbunyi, ‘bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih’
4) Pasal 36 berbunyi, ‘bahasa Negara ialah bahasa indonesia’
5) Pasal 36a berbunyi, ‘lambang Negara ialah garuda pancasila dengan semboyan bhinneka tunggal ika’.
6) Pasal 36b, ‘lagu kebangsaan ialah Indonesia raya’.
Keanekaragaman bangsa Indonesia bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu kesatuan yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan Negara Indonesia. Dalam praktik tumbuh dan berkembangnya persatuan suatu bangsa (nasionalisme) terdapat dua aspek kekuasaan yang memengaruhi yaitu kekuatan fisik (lahir), atau disebut juga kekuasaan fisik akan tumbuh dan berkembang menjadi Negara yang ideal yang jauh dari realitas bangsa dan Negara. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia prinsip-prinsip nasionalisme itu tidak berat sebelah, namun justru merupakan suatu kesatuan yang serasi dan harmonis baik hal-hal yang bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin. Prinsip tersebut adalah yang paling sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat monopluris yang terkandung dalam pancasila. Di dalam perkembangan nasionalisme di dunia terdapat berbagai macam teori antara lain hans kohn yang menyatakan bahwa ‘nasionalisme terbentuk ke persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah Negara dan kewarganegaraan’. Bangsa tumbuh dan berkembang daru analisis-analisis akar-akar yang terbentuk melalui jalannya sejarah. Dalam masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam serta wilayah Negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu kepulauan. Keanekaragaman itu bukanlah suatu perbedaan yang perlu dipertentangkan, melainkan harus kita pandang sebagai kekayaan bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Untuk itu, kita harus menjaga keanekaragaman tersebut dengan suatu kerja sama luhur yang disebut persatuan dan kesatuan.
4. Pentingnya Persatuan Bagi Bangsa Indonesia
Keanekaragaman Indonesia bukan merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu, memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan Negara Indonesia. Indonesia terdiri atas 34 provinsi yang mempunyai cirri khas berbeda-beda.
Bagi bangsa Indonesia persatuan dan kesatuan merupakan modal dasar dalam membentuk Negara dan menjalankan kehidupan bernegara. Adapaun manfaat persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia, sebagai berikut.
a. Memperkuat jati diri Negara kesatuan republic Indonesia
b. Memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi segala ancaman dan gangguan dalam bernegara.
c. Meudahkan mencapai tujuan nasional
d. Menciptakan suasana yang tenteram, aman, dan damai karena semua orang menunjukkan sikap setiakawan, toleran, dan solidaritas dalam bingkai Negara kesatuan republic Indonesia.
Bhinneka tunggal ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Dengan adanya semangat untuk bersatu, maka berbagai halangan tidak akan mampu memecah belah bangsa Indonesia. Keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia telah ada sejak lama, bahkan sejak bangsa Indonesia masih dijajah. Adapun sikap yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman sebagai berikut.
a. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain.
b. Tidak menganggap suku dan buayanya paling tinggi dan paling baik.
c. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
d. Lebih mengutamakan Negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing.
5. Menjaga Komitmen Persatuan
Persatuan bangsa Indonesia tidak dating dengan sendirinya. Kegagalan akan perjuangan secara kedaerahan yang dilakukan rakyat Indonesia menjadi faktor utama munculnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya persatuan dan kesatuan, akhirnya bangsa Indonesia dapat mencapai gerbang kemerdekaan. Semangat dan komitmen persatuan para pejuang tersebut harus kita amalkan.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memegang sikap saling menghormati, toleransi dan tenggang rasa. Adapun bentuk perbedaan bukan lagi halangan untuk bersatu. Apabila mengenang kembali perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan, maka kita pasti akan memahami betapa pentingnya persatuan di atas keberagaman. Meskipun terdapat banyak perbedaan bangsa Indonesia dapat bersatu karena ikatan satu cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara Indonesia harus berperilaku yang mencerminkan komitmen persatuan bangsa.
Berikut contoh sikap yang mencerminkan komitmen persatuan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Sekolah
Berikut contoh sikap yang mencerminkan komitmen persatuan dalam kehidupan sekolah.
1. Saling menghormati antarwarga sekolah.
2. Mempelajari semangat persatuan dan kesatuan dengan mengkaji materi dalam mata pelajaran PPKn.
3. Menaati tata tertib sekolah.
4. Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul.
5. Menghindari perselisihan antarwarga sekolah.
b. Masyarakat
Berikut contoh sikap yang mencerminkan komitmen persatuan dalam kehidupan masyarakat.
1. Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga masyarakat
2. Mengadakan bakti sosial
3. Menaati peraturan yang berlaku di masyarakat
4. Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
5. Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
c. Berbangsa dan Bernegara
Berikut contoh sikap yang mencerminkan komitmen persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara
2. Meningkatkan perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia
3. Merasa bangga dan bertanah air Indonesia
4. Tidak membeda-bedakan suku, ras, budaya, agama dan gender
5. Meningkatkan semangat bhinneka tunggal ika
Selain bersikap sebagaimana contoh di atas, hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman sebagai berikut.
a. Semangat religious. Semangat religious merupakan suatu tindakan oleh masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai dan norma agama dalam menghadapi arus globalisasi dan mernisasi, atau westernisasi. Adanya isu memecah belah antarumat beragama maupun intern agama masing-masing hendaknya terus diwaspadai, karena tidak mustahil memang sengaja dihembuskan oleh oknum atau kelompok yang ingin mengacaukan suasana ketentraman yang telah berhasil dicapai demi kepentingan politik mereka sendiri.
b. Semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme merupakan suatu tindakan dimana masyarakat sangat menjunjung tinggi nilai semangat bhinneka tunggal ika dalam menghadapi berbagai penghalang dari luar yang dapat menyebabkan pudarnya nilai toleransi dan gotong royong dalam berbagai kalangan suku, agama, ras, dan antargolongan. Untuk dapat tampil sebagai Negara maju dan kuat indonesa harus mewaspadai potensi-potensi konflik tersebut dan mendeteksinya secara cermat untuk kalau mungkin mengubahnya menjadi unsure kesatuan yang memperkukuh Negara Indonesia yang merdeka dan demoratisasi. Dalam hal mengantisipasi dia lebih memfokuskan analisisnya pada kles (clash) peradaban daripada kles ideology dan ekonomi. Peradaban yang dimaksud adalah entitas cultural yang unsur-unsurnya berupa bahasa, sejarah agama, adat istiadat, lembaga-lembaga yang menentukan indentitas manusia.
c. Semangat pluralism. Semangat pluralism merupakan menyadari bahwa Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam suku. Bangsa kita telah menjadi bangsa yang besar dan bisa membangun karena telah berhasil menyatukan berbagai perbedaan suku, agama maupun ras dalam satu kesatuan yang utuh. Jangan rusak ini karena kepentingan-kepentingan yang sempit atau satu golongan kecil. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam bangsa Indonesia baik itu perbedaan etnik, agama, ras, perbedaan derajat maupun kondisi ekonomi, telah berhasil disatukan pemerintah selama ini sebagai kekuatan untuk membangun bangsa dan Negara seperti sekarang ini.
d. Semangat humanism. Semangat humanism merupakan suatu semangat dimana masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya memikirkan jalan keluar masalah yang terjadi dalam hubungan antarmanusia atau golongan, agar tidak ada terjadi konflik yang terus-menerus dan menuju Indonesia raya yang merdeka.
e. Dialog antarumat beragama. Adanya pertemuan antar pemuka agama yang ada di masyarakat untuk menyelesaikan suatu masalah yang terjadi di dalam masyarakat yang bebeda agama.
f. Membangun suatu pola komunitas untuk interaksi, maupun konfigurasi hubungan antaragama, media masa, dan harmonisasi dunia.
No comments